Kebudayaan Sumatera Barat
A. Sejarah
Kebudayaan
Sumatera Barat atau biasa disebut kebudayaan Minangkabau adalah budaya yang
dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang diseluruh kawasan di daerah
perantauan minangkabau . Masyarakat di Minangkabau atau di Sumatera Barat
awalnya bercorakkan budaya hindu-budha tetapi pada abad ke-18 datanglah para
reformis Islam dari Timur Tengah dan menghapus adat dan budaya yang awalnya
berkiblat kepada budaya hindu-budha untuk berkiblat ke hukum Islam .
Reformasi
budaya di Minangkabau terjadi setelah Perang Padri yang berakhir pada tahun
1837. Hal ini ditandai dengan adanya perjanjian di Bukit Marapalam antara para
ulama dan tokoh adat . Mereka bersepakat untuk mendasarkan adat budaya Minang
pada syariat Islam . Sejak reformasi pola pendidikan dan pengembangan
masyarakat di Minangkabau berdasarkan nilai-nilai Islam . Sehingga sejak itu
setiap kampung di Minangkabau memiliki masjid dan mushola yang ada di setiap
lingkungan keluarga . Di mushola biasanya para pemuda Minangkabau yang beranjak
dewasa , mereka diwajibkan untuk tidur di mushola dan selain belajar mengaji
mereka juga mendapatkan latihan fisik berupa pencak silat .
B. Seni
Arsitektur
Arsitektur
Minangkabau merupakan bagian dari seni arsitektur khas nusantara , karena
hampir seluruh rumah tradisionalnya berbentuk panggung yang biasa disebut Rumah
Gadang . Namun rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat
yaitu Rumah Bagonjong. Untuk membangun Rumah Gadang atau Rumah Bagonjong tidak
boleh di sembarang kawasan . Rumah Gadang hanya boleh di bangun pada kawasan
yang sudah memiliki status sebagai nagari saja .
Rumah
adat ini memiliki keunikan dengan bentuk puncak atapnya gonjong (melengkung dan
lancip) yang menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang
dapat tahan sampai puluhan tahun . Rumah Gadang menjadi simbol bagi masyarakat
Minangkabau selain warna khas Minang
yang identik dengan warna hitam-merah-kuning-emas dan masakan khas
Minang yaitu rendang. Hampir seluruh kantor pemerintah dan rumah-rumah di
Sumatera Barat memakai desain Rumah Gadang dengan atap gonjongnya .
Rumah
Gadang memiliki ketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung pada jumlah perempuan
yang tinggal didalamnya. Setiap perempuan yang tinggal di rumah tersebut yang
telah bersuami yang hanya memperoleh sebuah kamar. Sementara untuk perempuan
tua dan anak-anak memperoleh kamar dekat dapur dan untuk perempuan remaja
memperoleh kamar bersama di ujung yang lain. Rumah Gadang biasanya dibangun
secara turun temurun dan hanya dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan
yang tinggal dirumah tersebut. Dihalaman depan Rumah Gadang biasanya selalu
terdapat dua buah bangun yang disebut Rangkiang , digunakan untuk menyimpan
padi. Terdapat berbagai macam dan jenis rangkiang atau lumbung padi antara lain
:
1.
Sitinjau
Lauik
: digunakan sebagai tempat menyimpan padi untuk dijual untuk keperluan bersama
2.
Sibayau-bayau : digunakan
untuk menyimpan padi untuk makanan sehari-hari
3.
Sitangguang
Lapa
: digunakan untuk menyimpan padi untuk musim kemarau dan membantu masyarakat
miskin
4.
Kaciak : digunakan
untuk menyimpan padi bibit dan untuk biaya mengolah sawah
Masakan
Masakan
Padang atau sering disebut makanan Padang untuk saat ini bukan hanya disajikan oleh masyarakat Padang atau
Minang saja tetapi telah dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh nusantara. Kini
restoran Padang tidak hanya tersebar di seluruh Indonesia , namun juga banyak
terdapat di Malaysia , Singapura , Australia , Belanda dan Amerika Serikat.
Rumah
makan padang menawarkan keanekargaman jenis masakan seperti rendang, gulai
tunjang, soto padang, dendeng balado, ayam pop, gulai kepala ikan kakap dan
tidak ketinggalan samba lado. Banyak rumah makan Padang yang masih menimpor
bahan dari tanah Minang, misalnya ikan bilis yang asli dari Sumatera Barat . Masakan
Minang lebih dominan dengan rasa pedas.
Masakan
Minangkabau merupakan masakan yang kaya akan variasi bumbu. Oleh karena itu
banyak dimasak menggunakan rempah-rempah seperti cabai, serai, lengkuas,
kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah. Kelapa merupakan salah satu unsur
cita rasa masakan Minang. Selain itu masakan Minagkabau juga tidak menggunakan
bahan-bahan kimia untuk pewarna, pengawet, dan penyedap rasa. Teknik masaknya
agak rumit dan memerlukan waktu cukup lama.
Dalam
menyajikan makanan Padang kepada pengunjungnya , pelayan rumah makan Padang
mempunyai keunikan dalam menyajikan makanannya. Mereka akan membawa sejumlah
piring hidangan secara sekaligus dengan bertingkat-tingkat atau
bertumpuk-tumpuk dengan sebelah tangan saja tanpa jatuh. Kemudian semu
piring-piring yang berisikan hidangan disajikan kepada tamu dan tamu bisa
mengambil makanan yang ia sukai da hanya membayar makanan yang diambil. Cara
penyajian yang unik dan berbeda dari kebanyakan restoran yang apabila jika
pengunjung datang akan langsung disodori menu dan akan memesan makanan dari
menu tersebut.
Sastra
Pada
abad ke-20, sastrawsn Minangkabau merupakan tokoh-tokoh utama dalam pembentukan
sastra Indonesia. Lewat karya-karya mereka berupa novel, roman, dan puisi ,
sastra Indonesia mulai tumbuh dan berkembang . Novel-novel yang beredar luas
merupakan novel yang yang berlatarbelakang budaya Minangkabau. Seperti Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Merantau
ke Deli dan Di Bawah Lindungan Ka’bah
karya Hamka, Salah Asuhan karya Abdul
Muis, Sitti Nurbaya karya Marah
Rusli, dan Robohnya Surau Kami karya
Ali Akbar Navis. Budaya Minangkabau juga melahirkan tokoh penyair seperti
Chairil Anwar, Taufiq Ismail, dan Sutan Takdir Alisjahbana.
Pantun dan Pepatah
Di
Minang pantun dan pepatah menggunakan bahasa kiasan dalam penyampaiannya. Meski
disampaikan dengan sindiran , pantun dan pepatahnya bersifat sederhana dan
tidak ada kata-kata yang ambigu. Budaya pantun dan pepatah juga juga digunakan
dalam acara pernikahan, ketika pihak pengantin wanita menjemput pengantin
laki-laki.
Selain
berkembang di Sumatera Barat, pantun dan pepatah Minangkabau juga mempengaruhi
corak sastra di Riau. Sebagai contoh :
1.
Anak
dipangku, kemenakan dibimbiang, artinya anak diberikan nafkah dan
disekolahkan, serta dibimbing untuk menjalani kehidupannya.
2.
Duduak maruak
ranjau, tagak maninjau jarak, artinya hendaklah mengerjakan hal-hal
yang bermanfaat dan jangan menyia-nyiakan waktu.
3.
Satinggi-tinggi
tabang bangau, babaliaknyo ka kubangan juo, artinya sejauh-jauh
pergi merantau , di hari tua akan kembali ke kampung asalnya.
4.
Dima rantiang
dipatah. Disinan sumua digali, artinya dimana kita tinggal, hendaklah
menjunjung adat daerah setempat.
Tarian
Tari-tarian
merupakan salah satu budaya Minangkabau yang sering digunakan dalam pesta adat
ataupun perayaan pernikahan . ciri khas tari Minangkabau adalh cepat, keras,
menghentak, dan dinamis. Tarian Tradisional Sumatera Barat dipengaruhi oleh
etnis Minangkabau dan etnis Mentawai .
Tarian tradisional Sumatera Barat yang di
pengaruhi oleh etnis Minangkabau memiliki kekhasan yang dipengaruhi oleh agama
Islam. Beberapa seni tari adat Minangkabau antara lain Tari Pasambahan, Tari
Piring, Tari Payung dan Tari Indang. Sedangkan kekhasan tari yang di pengaruhi
oleh adat Mentawai disebut dengan turuk langgai yaitu seni tari yang menceritakan
tingkah laku hewan dan judul tariannya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan
itu sendiri. Contohnya tari burung elang dan tari ayam.
Berikut
tarian tradisional yang sering di pentaskan dan maksud dari tarian tersebut:
1.
Tari Piring
Tari Piring
merupakan tarian yang berasal dari Solok, Sumatera Barat . Tari Piring memiliki
gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa bercocok tanam. Tarian ini
juga melambangkan rasa gembira dan syukur dengan hasil tanaman mereka dan rasa
syukur kepada para dewa akan hasil panen yang melimpah, tetapi ketika Islam
masuk ke Minangkabau tari piring tidak lagi sebagai ritual melaikan sebagai
sarana hiburan dan kesenian daerah. Tari Piring merupakan jenis tarian yang
gerak nya cepat dengan para penari memegang piring di telapak tangan mereka dan
diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh berbagai alat music tradisional
Sumatera Barat seperti talempong dan saluang.
2.
Tari Payung
Tari Payung
merupakan tarian tradisional dari Sumatera Barat yang menggambarkan kasih
sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi kekasih tersebut
dengan payungnya.
3.
Tari Lilin
Tari lilin
ini merupakan tarian pada zaman dahulu yang dilakukan pada malam hari. Para
penari yang melakukan tarian lilin terdiri dari beberapa orang yang menggunakan
piring kecil yang berisi lilin menyala ditangannya.
4.
Tari Pasambahan Minang
Tari
Pasambahan Minang merupakan tari tradisional Sumatera Barat yang ditujukan
untuk menyambut kedatangan tamu yaitu sebagai ucapan selamat datang. Tari
Pasambahan biasanya ditampilkan saat menyambut tamu dan saat kedatangan
pengantin pria ke rumah pengantin wanita.
Alat Musik Tradisional
Nuansa
Minangkabau yang ada di dalm setiap music Suamtera Barat jika dicampur dengan
jenis music apapun saat ini pasti akan terasa jelas dari setiap karya lagu yang
beredar di masyarakat, karena music Minang dibuat dengan aliran music jenis
apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Beberapa alat
musik tradisional Padang:
· Saluang
Alat musik ini termsuk
alat music tiup yang terbuat dari bamboo tipis
· Bansi
Alat musik ini memiliki
7 lubang dan dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern kerna memiliki
nada standar
· Talempong
Bentuk tamlempong hampir
sama dengan gamelan dari jawa . Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun
ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Talempong biasanyadigunakan untuk
mengiringi tari piring , tari pasambahan, tari gelombang, dan lain-lain
· Rabab
Rabab merupakan kesenian
di Minangkabau yang dimainkan dengan digesek seperti biola
C. Bahasa
Orang
Minangkabau menggunakan satu bahasa daerah yang sama yaitu bahasa Minang,
sebuah bahasa yang erat kaitannya dengan Bahasa Melayu. Secara umum dialek
bahasa minang yang dikenal dibagi menjadi empat yaitu :
· Dialek Tanah
Datar
· Dialek Agam
· Dialek
pesisir
·
Dialek 50 kato
Berikut
beberapa kosakata minangkabau :
· Tarimo kasih
: Terima Kasih
· Ma’adang : Saudara
paling besar
· Konco-konco :
Kawan-kawan
· Ma’adang :
Saudara paling besar
· Ma’ete :
Saudara paling kecil
·
Salame Pagi : Selamat Pagi
Sumber :
Komentar
Posting Komentar