PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM LINGKUP INTRAPERSONAL
Perkembangan
teknologi dari tahun ke tahun semakin canggih. Pada Era globalisasi kemajuan
teknologi dan informasi telah menimbulkan perubahan mendasar dalam kehidupan
manusia. internet merupakan sebuah teknologi informatika yang terpesat
perkembangannya. Internet adalah salah satu tonggak kemajuan era teknologi
informasi. Istilah internet berasal dari kata Interconection Networking.
Teknologi yang berbasis komunikasi jaringan komputer ini mulai dikembangkan
pada periode sejak berakhirnya perang dunia II yaitu sejak tahun 1960-an.
Berbagai manfaat yang didapat ketika kita menggunakan internet seperti mencari
informasi (hosting), berkirim surat (e-mail), berbelanja online (e-commerce),
internet banking, belajar jarak jauh (e-learning), mengobrol (chatting).
Penggunaan internet lambat laun semakin meluas terutama di bidang kehidupan.
Hal ini terjadi karena adanya karakteristik yang saling terhubung sehingga
sanggup untuk menjangkau seluruh bagian dunia melalui apa yang dinamakan dengan
jaringan komputer. Oleh sebab itulah internet disebut sebagai media yang
memungkinkan para penggunanya untuk bisa melakukan segala aktivitas yang
bersifat global. Berkembangnya internet disini juga memiliki kaitan-kaitan pada
aspek-aspek psikologi yang mana keterkaitannya mempengaruhi identitas diri
individu secara nyata maupun virtual dan karakteristik kepribadian, serta
berkaitan pada aspek-aspek demografis yang mempertimbangkan gender, usia,
budaya dan lainnya.
A. Aspek Psikologis
Individu dari Pengguna Internet
Identitas diri adalah
mengenal dan menghayati dirinya sebagai pribadi sendiri serta tidak tenggelam
dalam peran yang dimainkan, misalnya sebagai anak, teman, pelajar, atupun teman
sejawat. Identifikasi diri muncul ketika anak
muda memilih nilai dan orang tempat dia memberikan loyalitasnya, bukan sekadar
mengikuti pilihan orangtuanya. Orang yang sedang mencari identitasnya adalah
orang yang ingin menentukan siapakah atau apakah yang dia inginkan pada masa
mendatang (Erikson, 1968).
Erikson
(1968) menjelaskan bahwa pada masa remaja akhir identitas individu untuk
pertama kalinya melaui suatu keputusan yang tepat atas pengalaman-pengalaman
langsung maupun tidak langsung yang berarti dalam kehidupannya dan merupakan
tugas-tugas perkembangannya. Erikson menyatakan bahwa pada usia remaja, krisis
yang harus kita selesaikan berkaitan dengan pencarian identitas diri (Schulz,
1994). Erikson (1968) mempertegas bahwa masa remaja adalah masa krisis
pencarian identitas diri (identity crisis) yang menunjukkan bahwa pada masa ini
individu dihadapkan pada tugas perkembangan yang utama yaitu menemukan
kejelasan identitas (sense of identity), terutama yang berhubungan dengan
tugas-tugas perkembangan selama masa remaja, meliputi penerimaan keadaan fisik,
peran seks secara sosial, membentuk hubungan baru dengan lawan jenis,
kemandirian emosi dan ekonomi, memilih pekerjaan, mengembangkan ketrampilan
intelektual, memilih tata nilai yang menuntun perilaku, mengembangkan perilaku
sosial dan mempersiapkan perkawinan (Havinghurst, dalam Papalia, 1998).
Hal tersebut yang menyebabkan banyak
sekali terjadinya fenemona identitas diri melalui
internet secara identitas nyata maupun identitas virtual yang memungkinkan
individu mengubah sama sekali identitas nyatanya ke sebuah identitas lain yang
sifatnya virtual dan karakteristik seseorang indvidu.
Media
baru memberikan kemungkinan untuk bermain, berkomunikasi, dukungan sosial, dan
berbagi pengetahuan di kalangan remaja. Remaja telah terjalin media baru dalam
kehidupan mereka sehari-hari, mulus mengintegrasikan secara online dan
komunikasi secara offline untuk mempertahankan jaringan sosial mereka dengan mudah beralih antara
jenis media (Livingstone, 2003). Berkomunikasi dengan orang lain adalah alasan
utama bagi remaja untuk menggunakan media baru (Subrahmanyam & Greenfield,
2008) dan isi dari komunikasi ini adalah sebagian besar tentang identitas -
manajemen (Livingstone, 2002).
Saat
ini banyak sekali jejaring sosial yang bermuculan, seperti Facebook,
Twitter, Path, Instagram dan lain-lain. Banyak orang
yang mengunakan identitas palsu
atau bisa disebut anonim untuk mendaftrakan diri / menjadi penguna aktif dari salah satu jaringan sosial. Antara lain
faktor-faktor yang membuat seseorang mengunakan identitas palsu adalah untuk
menutup jejak didunia maya, dan menjaga repotasi harga diri. Dimana seseorang
ingin meluapkan emosinya didunia maya,
tanpa diketahui oleh orang lain siapa dia sebenarnya.
Karakteristik
seseorang akan telihat berbeda, ketika dia berada didunia nyata dengan saat dia
berada di jejaring sosial. Saat didunia nyata mungkin dilihat karakternya
sangat pendiam dan tidak mudah bergaul atau tidak asik untuk diajak berbicara,
namun lain halnya saat didunia maya. Karakter dia menjadi anak yang mudah bergaul dan asik untuk diajak
bebicara.
Dalam
jurnal ini paparkan oleh Vivi Sahfitri bahwa : Berdasarkan hasil pembahasan dan
analisa yang telah dilakukan serta sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Berdasarkan uji korelasi dan regresi
diperoleh fakta bahwa secara parsial tidak ada hubungan atau pengaruh yang
signifikan antara Variabel pemanfaatan e-learning
terhadap Prestasi belajar mahasiswa. Pada Kondisi ini
dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau parsial tidak terdapat pengaruh
pemanfaatan e-learning terhadap prestasi belajar Mahasiswa.
2.
Pengaruh secara parsial dari
variabel pemanfaatan e-learning dengan kemampuan
pemahaman mahasiswa berdasarkan uji yang telah dilakukan menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan. Pada Kondisi ini dapat dijelaskan secara
sendiri-sendiri atau parsial terdapat pengaruh pemanfaatan
e-learning terhadap kemampuan pemahaman mahasiswa.
3.
Hasil pengujian regresi yang
dilakukan secara bersama-sama atau uji serentak di peroleh hasil bahwa Pengaruh
secara bersama dari variabel pemanfaatan e-learning
dengan Prestasi belajar mahasiswa dan kemampuan pemahaman
Mahasiswa menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif.
Dalam Jurnal Perilaku
Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Astutik Nur Qomariyah, mengenai perilaku
penggunaan internet pada kalangan remaja di perkotaan dengan berdasarkan
pertanyaan penelitian yang telah diajukan, maka peneliti dapat
menyimpulkan tiga hasil temuan penelitian. Yaitu :
Pertama,
usia responden saat pertama kali mengenal dan menggunakan internet ialah
12 tahun. Rata-rata saat itu mereka telah memasuki kelas VII SMP, dimana
tugas-tugas sekolah yang diberikan mulai mengharuskan mereka mencari
sumber atau bahan-bahannya di internet sehingga mereka dituntut harus bisa
menggunakan internet. Sebagian besar remaja perkotaan dalam penelitian ini
mengungkapkan bahwa teman sebaya (peer groups) dijadikan sebagai
sumber belajar pertama kali berinternet bagi mereka, baik untuk bisa
melakukan aktivitas-aktivitas intenet tertentu yang lebih bersifat
kesenangan (seperti: chatting, bermain game online, membuat account di
salah satu situs social networking atau bahkan mengunjungi
situs-situs pornografi) maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis
yakni mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Berdasarkan
aspek intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih
sering mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat
fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan secara free (baik
di laboratorium komputer atau perpustakaan sekolah). Frekuensi internet yang
digunakan bagi remaja perkotaan yang sering mengakses internet di rumah
cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali mengakses internet lebih lama
dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering mengakses internet di tempat
lainnya, seperti: warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan
internet per bulan menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan
yang sering mengakses internet di rumah termasuk dalam kategori heavy
users (pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per
bulan).
Sedangkan
remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di warnet dan memanfaatkan
wifi area publik sebagai tempat akses internet mereka dikategorikan
sebagai medium users (pengguna internet yang menghabiskan
waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan). Sementara itu, bagi remaja di
perkotaan yang sering mengakses internet dengan memanfaatkan layanan internet
yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa pada umumnya mereka tergolong
sebagai light users(pengguna internet yang menghabiskan waktu
kurang dari 10 jam per bulan).Kalangan remaja di perkotaan menggunakan internet
untuk untuk empat dimensi kepentingan, yaitu informasi(information
utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun activities),
komunikasi (communication), dan transaksi(transactions).
B. Aspek Demografis Pengguna Internet
Aspek
demografis adalah aspek yang harus mempertimbangkan gender, usia, budaya, dan SES (social-economic-status)
dalam interaksi individu dan internet. Dalam
hal ini usia juga turut mempengaruhi perkembangan internet karna internet banyak berkembang di masa ini sehingga
sebagian besar pengguna internet berasal dari
kalangan muda. Selain itu dalam hal gender teknologi internet dapat mempermudah bagi wanita untuk
melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh laki-laki,
bahkan dengan teknologi internet ini juga bisa membantu para wanita untuk memasuki
dunia politik, dan bisnis, bahkan menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi.
NO
|
Nama
|
NPM
|
JobDesk
|
URL
|
1.
|
Ferradwitaniary Joana M.N
|
12515640
|
Mencari materi dan editing
|
ferradwitaniaryjoana.blogspot.com
|
2.
|
Mahdiyyah Ulfah
|
13515989
|
Mencari materi
|
mahdiyyahulfah.blogspot.co.id
|
3.
|
M.Bagas Amanah F
|
14515539
|
Mencari materi
|
dewgongcimitcimit.blogspot.com
|
4.
|
Siti Fatimah
|
16515607
|
Mencari materi
|
sitifatimah32.blogspot.co.id
|
5.
|
Valentina Dumaris
|
16515998
|
Mencari materi
|
valentinadumaris.blogspot.com
|
Identitas sangat penting karena jangan sampai kita terlena dalam aktivitas internet seperti di sosial media, sehingga lupa pada peran alamiahnya. Itu sebabnya kita aspek psikologis individu perlu diperhatikan.
BalasHapusJadi kita harus berhati-hati dalam menggunakan kemajuan internet sekarang ini, postnya bagus bermanfaat makasih
BalasHapusKita harus bisa memanfaatkan sisi positif dari adanya internet ini, terimakasih blog nya sangat bermanfaat
BalasHapusperkembangan teknologi internet zaman sekarang sudah semakin canggih dan semakin banyak juga berbagai macam sosial media bermunculan, untuk itu kita harus lebih selektif dalam menggunakan sosial media.
BalasHapusTerima kasih..
BalasHapussangat bermanfaat artikelnya