TERGESERNYA PERMAINAN TRADISIONAL OLEH PERMAINAN DIGITAL
Seperti judul yang tertera di
atas saya akan membahas bagaimana saat ini permainan tradisional telah
tergantikan oleh permainan dengan teknologi yang semakin canggih. Jarang sekali
kita melihat anak-anak yang pulang sekolah biasanya bermain kelereng atau
gundu, dan mungkin saat istirahat sekolah biasanya bermain bekel, lompat tali
ataupun petak umpet. Permainan tradisional seperti itu sudah jarang didengar
oleh telinga anak-anak jaman sekarang yang lebih menghabiskan waktu pulang
sekolah nya untuk menonton televisi atau bermain computer maupun handphone. Mungkin
kita menyebutkan nama permainan nya saja terdengar aneh atau bahkan mereka
tidak tahu permainan tersebut seperti apa dan bagaimana cara memainkannya.
Banyak hal yang menjadi factor
menghilangnya permainan tradisional yang biasanya sangat sering bahkan ramai
untuk dimainkan. Salah satu factor tersebut mungkin karena pola pokir orang tua
yang membiarkan anaknya menonton televisi tanpa adanya pengawasan dan bahkan
lebih mengarahkan anaknya untuk mengarah ke hal yang lebih praktis seperti
anaknya ada pertanyaan tentang hal sekolah nya atau hal yng belum ia ketahui
yang seharusnya orang tua nya menjelaskan hal tersebut tetapi menyarankan untuk
melihat ke google atau semacam nya. Mungkin juga orang tua nya telah memberi
penjelasan akan hal tersebut namun sang anak tidak mendapatkan jawaban yang ia
inginkan akhirnya ia mencari di google. Hal kecil seperti ini yang menjadi anak
lebih terpaku pada internet maupun alat digital lainnya.
Selain untuk mengisi waktu
luang di saat jam istirahat maupun pada saat waktu bermain, banyak nilai
positif yang terkandung dalam permainan tradisional tersebut. Karena saat dalam
permainan itu anak-anak dapat melatih kreatifitas mereka, belajar kekompakkan,
ketepatan, kelincahan, dan bahkan diajarkan untuk bergotong-royong. Memang
terdapat sisi negatif diantara nya jika anak-anak bermain terlalu berlebihan
atau terlalu lama dalam waktu bermain mereka.
Pada zaman modern ini saya
mulai jarang melihat anak-abak yang tinggal di perkotaan memainkan permainan
tradisional yang biasa saya lakukan pada saat saya kecil seperti permainan
lompat tali yang biasa di lakukan oleh anak perempuan. Dulu sebelum saya
bermain lompat tali, saya harus membuat tali nya dari karet yang disambung satu
persatu hingga panjang atau dapat menggunakan tali tambang. Permainan lompat
tali bisa dilakukan dua orang atau lebih dengan dua orang yang memegang tali
agar tidak putus. Cara bermainnya dimulai dengan diletakkannya tali mulai dari
paling bawah lalu kita melompat. Jika kita tidak dapat melompat maka kita harus
bergantian memegang tali dan kelompok lain mulai permainan nya dan jika
kelompok lawan gagal melompat juga berarti giliran kelompok kita yang melompat
dimulai dari awal. Setelah itu tali diarahkan sampai ke atas kepala dan harus
melompat di atas tali. Pada permainan lompat tali ini kita dapat melatih
kelincahan kita melompat. Permainan yang dulu sering saya mainkan adalah gobak
sodor atau biasa disebut benteng karena ada beberapa anggota kelompok yang
harus menjaga benteng masing-masing. Permainan ini dapat dilakukan minimal dua
orang dalam satu kelompok. Cara bermainnya dimulai dari hompimpa. Setelah
hompimpa maka yang menjadi pemenang dapat memulai duluan dengan berlari kearah
benteng lawan. Tapi permainan ini harus cepat larinya, jika tidak maka dapat
ditangkap oleh kelompok lawan dan jika salah satu dari kelompok yang anggota
nya dapat sampai ke bentang lawan, maka kelompok tersebut yang menang.
Pada zaman modern ini juga yang
saya pikir dimana masyarakat pedesaan lebih sering terlihat masih memainkan
permainan tradisional dapat dihitung jari. Sebagai contoh di kampung saya hanya
beberapa anak-anak saja yang masih
memainkan permainan tradisional seperti yang saya lakukan dulu seumuran
mereka, sisanya mereka kebanyakan menghabiskan waktu pulang sekolah mereka
dengan mengunjungi tempat bermain game online, menonton televisi seharian, main
di warnet (warung internet), ada pula yang seharian bermain di tempat penyewaan
playstation, gadget atau hanphone. Pada zaman yang dibilang lebih praktis dan
efisien ini lebih mementingkan dengan kecanggihan teknologi yang berkembang
saat ini. Bahkan anak-anak yang berusia dini sudah diperkenalkan dengan
permainan yang canggih sehingga dapat mengubah pila pikirnya menjadi lebih
konsumtif. Dengan anak banyak bermain di warnet, di tempat penyewaan
playstation ataupun bermain gadget menjadikan dia lupa akan pemikiran di dunia
nyata yang ada di lingkungan sekitarnya. Sebenarnya permainan modern boleh
diberikan tetapi dengan batasannya dan tidak menghilangkan langkah pemicu
kreativitas anak.
Dalam hal ini orang tua sebagai
pendidik anak harus memberikan permainan yang sesuai dengan perkembangan usia
psikologisnya. Seperti permainan tradisional yang mampu memacu kecerdasan yang
tidak hanya intelligent nya saja tapi juga emosi dan interaksi sosial mereka
terhadap lingkungan sekitar tanpa harus mengabaikan teknologi yang terus
berkembang karna di zaman modern seperti sekarang ini kita juga tidak dapat
menolak teknologi yang sangat berkembang dengan pesat ini.
Komentar
Posting Komentar